Menyikapi perilaku agresi pada anak:
1.
Sikap
dan perilaku diri sendiri untuk tidak agresif agar tidak ditiru oleh anak:
·
mengendalikan
diri untuk tidak bersikap negatif pada anak (misal tidak mencela anak). Orang
tua mesti belajar tidak mengeluarkan kata-kata umpan atau makian untuk
menyakiti hati anak. Kalau emosi orang tua menjadi meninggi, lebih baik bagi
orang tua untuk diam sejenak menata hati sebelum mengambil tindakan pada anak.
·
Hati
–hati dalam menggunakan taktik power/kekuasaan untuk memperoleh keinginan,
seperti menghukum, mengancam, apalagi menggunakan kekerasan. Membiasakan
berdiskusi dengan anak akan memberikan keuntungan ditemukannya alternatif yang
lebih dapat diterima, sekaligus ada perasaan dihargai pada anak.
·
Ciptakan
iklim yang hangat dan penuh cinta kasih di dalam rumah. Pertengkaran yang
sering terjadi antara ayah dan ibu dapat meningkatkan agresivitas anak.
·
Memberi
pelajaran kepada anak agar dapat berperilaku baik tidak perlu dengan cara
kekerasan, dengan pukulan. Memukul adalah bukan cara yang baik untuk
menghentikan perilaku buruk anak. Justru boleh jadi hanya akan membuat anak
merasa bingung, kecewa dan terluka batinnya. Ia tidak akan percaya bahwa orang
yang selama ini dianggap sebagai tempatnya berlindung dan mendapatkan kasih sayang
ternyata berbuat kasar terhadapnya.
·
Pukulan yang dilakukan orang tua dapat
menghentikan perilaku buruk anak. Tetapi boleh jadi hanya untuk sementara, pada
saat itu saja. Anak akan taat kepada orang tua karena perasaan takut dipukul,
bukan karena ia memahami permasalahan yang sebenarnya terjadi. Sedangkan untuk
jangka panjang mungkin saja anak akan mengulangi lagi perbuatan buruknya, bahkan
boleh jadi lebih buruk dari sebelumnya. Ia akan melakukan pembalasan terhadap
orang tuanya dengan cara melakukan tindakan yang dapat membuat orang tua merasa
pusing, jengkel, malu dan terganggu aktivitasnya.
2.
Melakukan
pengawasan pada anak – anak agar tidak menggunakan agresi sebagai alat untuk
mendapatkan keinginannya.
3.
Kontrol
terhadap media yang dikonsumsi anak, misalnya mengurangi konsumsi televisi agar
adegan kekerasan dalam televisi tidak dicontoh anak.
4. Ada banyak alternatif hukuman fisik
yang lebih efektif dari pada pukulan. Di antaranya,memperingatkan dengan kata-kata, menyingkirkan
mainan kesukaannya, membatasi penggunaan televisi, komputer, sepeda, atau
aktivitas menarik lainnya. Selain itu, bawa dia ke tempat ‘menenangkan diri’ yang
berbeda dari kamar tidurnya, bisa di pojok ruangan, kursi khusus, atau dengan
cara menidurkannya lebih awal (Deborah K. Parker M.Ed, 2005).
Sumber:
Anantasari. 2006, MENYIKAPI PERILAKU
AGRESIF PADA ANAK, Kanisius, Yogyakarta
www.
Anakku.net/menghadapi-si-kecil-yang-agresif.html (diakses pada tanggal 13 maret
2014, pukul 20.38 WIB)
www. Pangudiluhur.org/artikel/mengatasi-perilaku-agresif-anak-usia-dini.49.html
(diakses pada tanggal 13 maret 2014, pukul 20.38 WIB)
Comments
Post a Comment